Dilarang ke Palu, Ini yang Dilakukan Relawan Malaysia di Makassar

Nafaznews.com - Kelompok relawan asal Malaysia, Kembara Kitchen, harus mengubur niatannya untuk berbuat baik.

Kembara dilarang berangkat ke Sulawesi Tengah, yang tujuannya untuk membuat dapur umum di wilayah yang terkena bencana gempa dan tsunami di Donggala, Palu, dan Sigi.

Akhirnya, Kembara Kitchen yang telah membawa sejumlah logistik yang maksudnya akan diserahkan kepada masyarakat setempat dialihkan kepada SAR UNM.

Kebetulan, SAR UNM menggelar pendidikan dan pelatihan dasar untuk anggota baru, di Tanjung Bayang, Makassar, sejak pekan lalu.

"Meskipun kami tidak berhasil menyiapkan dapur lapangan untuk melatih para sukarelawan di Palu, malam ini, kami melakukan uji coba di Teluk Bayang (Tanjung Bayang) sebagai bagian dari pelatihan resmi SAR UNM yang akan berlangsung akhir pekan ini," tulis Kembara Kitchen dalam akun Facebooknya.

Tim Kembara Kitchen terdiri atas enam orang: William Cheah Ui Lim, Chan Yi Lyn, Intan Mastura binti Abdul Maulud, Thirukumar Govindasam, Muhammad Fais Fitri bin Abdullah, dan Shahadatul Farahusna by Sharifuddin.

Atas sharing ilmu dan bantuan sejumlah logistik itu diapresiasi anggota dan Badan Pengurus SAR UNM. Pembina SAR UNM, Amir Pajokka menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terbangun dengan Kembara Kitchen. 

Begitu juga disampaikan mantan Ketua SAR UNM, Sarla yang turut ikut melakukan evakuasi di Donggala dan Palu pasca gempa dan tsunami.

"Pada dasarnya kita terbuka menjalin kerja sama dengan lembaga manapun. Apalagi sesama organisasi yang bergerak untuk misi kemanusiaan. Khusus kepada Kembara Kitchen kita ucapkan terima kasih," kata Sarla, dalam catatan tertulisnya, pada Selasa (16/10/2018).

Dia menyampaikan saat ini sejumlah relawan dan anggota SAR UNM masih berada di Palu dan Donggala, messki masa tanggap darutat sudah dinyatakan berakhir. Terutama melakukan siaga di posko utama yang dibentuk pemerintah di daerah bencana tersebut.

Sumber: Rakyatku.com

Berbagi :