Nafaznews.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) juga telah berkoordinasi dengan unit PPA Polrestabes Makassar terkait kasus pencabulan anak korban Palu, dengan tersangka bocah berinisial IN (14).
Korban adalah bocah SD korban gempa Palu yang mengungsi ke rumah keluarganya di kompleks Perumahan BTN Bumi Permata Sudiang (BPS) Kecamatan Biringkanaya, Makassar.
Kepala Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Andi Tenri Palallo mengatakan, sejauh ini pihaknya telah melakukan kerjasama dengan penyidik PPA Polrestabes Makassar.
"Jadi hasil kerja unit PPP Polres bersama tim reaksi cepat P2TP2A. Dan sudah dilakukan pemeriksaan panjang. Kami juga mendapat masalah sosial dari pelaku tunggal ini. Karena dia buta huruf," kata Tenri.
Dijelaskan Tenri, pelaku sempat dipukuli oleh warga saat ditangkap. Dan sudah dapat perawatan RS Bhayangkara.
"Jadi dari semua fakta-fakta. Kami mendapat indentitas pelaku. Menurut penyidik ada kendala, karena tadinya ini didapat saat mabuk lem. Awalnya dia dikira korban pengeroyokan. Ternyata dia adalah pelaku pencabulan," ungkap Tenri.
Sementara korban, berdasarkan hasil visum mengalami robek pada selaput darah.
"Hasil visum pencabulan sudah jelas ada robek. Pelaku ini nanti kita lihat. Ternyata anak ini dalam pengaruh lem. Sejauh itu hasil diskusi kami dengan unit PPA pelaku tinggal di BTN Pepabri," ungkapnya.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polrestabes Makassar AKP Diaritz Felle mengatakan kejadian pecabulan terjadi pada siang hari sekira pukul 14.00 Wita.
Saat itu pelaku berjalan mencari rumah temannya yang ada di kompleks itu. Namun tidak sengaja pelaku bertemu dengan korban di jalan kompleks.
"Kronologisnya berawal dari menuju ke rumah temannya di perumahan bumi permata sudiang. Kemudian melihat korban sedang bersama temannya yaitu laki-laki B," kata Diariz.
Selanjutnya kata Diaritz, pelaku meminta korban untuk mengantar dirinya mencari rumah temannya. Sementara teman korban laki-laki berinisial B disuruh pulang.
"Pada saat itu pelaku meminta mengatarkan kerumah temannya. Jadi pelaku dan korban berjalan berdua bersama mencari rumah temannya," tutur Diaritz.
Pada saat dalam perjalanan pelaku membawa korban ke sebuah rumah kosong.
"Jadi berdua berjalan. Pada saat dalam perjalanan pelaku mengajak korban ke rumah kosong. Pada saat itu korban menyuruh untuk membuka celanannya. Namun korban menolak. Sehingga terjadi pemaksaan. Kemudian pelaku melakukan pencabulan," jelas Diaritz
Setelah melakukan pencabulan, pelaku menjanjikan korban untuk mengantar korban pulang ke rumahnya.
"Dengan janji yang diucapkan pelaku akan mengantar ke rumah korban. Setelah kejadian itu, pelaku mengantar korban dan bertemu dengan paman korban berinisial H. Kemudian korban memeluk pamannya, dan menangis lalu menceritakan apa yang sudah terjadi," ungkap Diaritz.
Sementara pelaku IN yang masih berada di sekitar lokasi langsung diamankan oleh paman korban bersama warga setempat.
"Warga mengamankan pelaku dan menghubungi Polsek Biringkanaya, kemudian tindakan yang sudah dilakukan memeriksa visum korban ke rumah sakit," jelasnya.
Dikatakan Diaritz, status korban pengungsi, ia datang mengungsi ke Makassar bersama orang tuanya, dan orang tuanya kembali ke Palu.
"Korban dititip ke rumah tantennya. Orangtuanya pulang ke Palu. Jadi pelakunya tunggal, dari hasil introgasi pelaku satu orang. Dan hasil visum sudah keluar selaput darah dari korban," ungkap Diaritz.
Sumber: Okezone.com
Posting Komentar untuk "Pencabul Anak Korban Gempa Palu Diketahui Sedang Mabuk Lem"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat