Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto
Nafaznews.com - Pernyataan bahwa ada 41 dari 100 masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme ternyata tidak ditemukan sendiri Badan Intelijen Negara (BIN).
Data itu merujuk pada hasil survei yang dilakukan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama. Lembaga itu menilai masjid dari materi khotbah yang disampaikan para khatib.
Juru bicara BIN Wawan Hari Purwanto mengakui bahwa survei dilakukan terhadap kegiatan khotbah yang disampaikan beberapa penceramah. P3M NU lalu melaporkannya kepada BIN sebagai early warning dan ditindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan oleh BIN.
Adanya 41 masjid terpapar radikalisme ini sebelumnya diungkap Kasubdit di Direktorat 83 BIN Arief Tugiman pada diskusi peran Ormas Islam dalam NKRI. Kegiatan itu berlangsung di kantor Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
BIN, kata Wawan, mengajak semua elemen untuk meningkatkan kewaspadaan, tetap menjaga sikap toleran, dan menghargai kebhinnekaan. Dia juga berharap keberadaan masjid di Kementerian/Lembaga dan BUMN dijaga agar tidak menjadi ajang penyebaran ujaran kebencian terhadap kalangan tertentu.
Terkait tujuh perguruan tinggi negeri yang terpapar radikalisme, Wawan mengatakan hal itu fakta. Menurutnya, ada 39 persen mahasiswa di 15 provinsi yang tertarik dengan paham radikal.
Namun, dia enggan membeberkan daftar PTN dimaksud karena khawatir merugikan perguruan tinggi bersangkutan. Temuan itu, katanya, telah disampaikan kepada pimpinan masing-masing sebagai bahan evaluasi, deteksi dini, dan cegah dini.
Sumber: Rakyatku.com
Posting Komentar untuk "41 Masjid Pemerintah Terpapar Radikalisme, BIN Ternyata Merujuk Survei NU"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat