Nafaznews.com - Banjir merupakan bencana yang selalu menerpa wilayah Bandung Raya Jawa Barat setiap musim hujannya. Desa Dayeuhkolot menjadi salah satu desa yang terdampak. Banjir cileunca hingga banjir bermeter-meter sudah dirasakan sejak bertahun-tahun.
Desa Dayeuhkolot memiliki 14 RW yang semua berada dalam posisi cekungan Bandung, ditambah dengan dekatnya sungai Citarum yang selalu meluap ketika hujan. Ratusan rumah, sekolah, kantor pemerintahan, tempat ibadah semua terendam banjir dan juga menyisakan lumpur hitam nant berbau.
Walaupun tengah dilanda banjir dan harus mengungsi, semua tabah dan terbiasa dengan kondisi seperti itu. Sebagian berlari mengungsi ke tempat aman sebagian pula tetap bertahan di rumah yang sudah tergenang air hujan.
Namun ada hal menarik dari kejadian banjir di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung ini, anak-anak tetap enjoy, gembira, bercanda di tengah musibah ini dengan hal-hal unik. Semisal bisa belajar dan bermain bersama di tempay pengungsian, bahkan hal unik lainnya anak-anak rela menjadi relawan pendayung perahu.
Rafka kelas 2 SDN Bojongasih 02 Dayeuhkolot mengaku sedih tapi senang. Sedih karena rumahnya terkena banjir bahkan barang-barang pun ikut terendam. Tapi senang juga karena bisa bermain air sepuasnya sambil menjadi relawan pendayung perahu.
"Iya sedih rumah kebanjiran, tapi senang bisa ngojay (berenang,red) sepuasnya bareng teman. Terus bisa bantu orang yang mau kerja bantu nyebaring pakai perahu," kata Rafka di tempat pengundian dekat kantor Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (14/11).
Menurut ceritanya, tak hanya membantu dia dan teman-temannya pun bisa mendapat uang jajan tambahan dari relawan dayung perahu. Karena tidak sedikit warga setempat memberi uang tip kepada pendayung. Namun itu bukan uang ongkos melainkan uang pemberian secara cuma-cuma.
"Iya ada yang ngasih uang sekali jalan goceng (Rp 5 ribu) tapi ada juga yang cuma ucapin nuhun (terima kasih)," ujarnya.
Hal senada pun diungkapkan Raka kelas 5 SDN Bojongasih 02 yang senang ketika musim hujan. Karena dia bisa mendapat uang tambahan untuk jajan dan ditabung.
"Kalau banjir ada senangnya bisa dapat uang dari perahu. Kita sehari dapat Rp 40 ribu dibagi-bagi," ucap Raka.
Kegiatan itu dilakukan ketika seusai kegiatan belajar mengajar di sekolah. Atau ketika hujan besar sebagain sekolah akan diliburkan. Sehingga Raka memanfaatkan waktu bermain tapi menghasilkan uang jajan tambahan.
"Iya kita mah enggak minta ke warga. Kalau ada yang ngasih ya kita terima dan bagi-bagi," ungkapnya.
Menurutnya anak-anak di sekitar Desa Dayeuhkolot sering berebut menjadi relawan. Membantu warga yang hendak bekerja, ke pasar atau sekedar ke pengungsian. Namun niat mereka adalah membantu perihal dapat uang adalah bonus setelah membantu.
Soal sekolah, walaupun hujan dan banjir yang berlumpur tetap berjalan. Tidak ada kata malas walaupun tidak pakai seragam atau sepatu.
Di tempat pengungsian pun dipastikan ada bantuan bahan makanan. Diantaranya makanan instan, air minum, tikar, obat-obatan, dan lainnya. Sehingga tidak ada rasa khawatir bisa makan atau tidak, karena sebagian bantuan sudah terdistribusi di beberapa pengungsian Dayeuhkolot Bandung.
"Pagi makan mie sama telur, malam juga sama mie telur ditambah nasi," punkas mereka.
Sumber: Jawapos.com
Posting Komentar untuk "Cerita Anak-anak Korban Banjir Jadi Relawan Pendayung Perahu"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat