"Kalau itu kan nggak bisa disalahkan Kiai Ma'ruf. Jadi ada dua kemungkinan soal itu. Pertama itu tidak boleh diklaimin kalau itu penolakan. Itu framing namanya. Karena yang mengajukan bukan Kiai Ma'ruf. Kecuali Kiai Ma'ruf, itu boleh. Kalau ada orang atau organisasi yang mengajukan kan nggak boleh terus seakan-akan Kiai Ma'ruf ditolak itu nggak boleh. Kecuali kalau dari timnya Kiai Ma'ruf menyampaikan surat atau menelepon itu soal lain," kata Karding kepada detikcom, Sabtu (1/12/2018).
Ia menyebut apabila ada kegiatan lainnya, masih dapat diatur kembali jadwal pertemuan dengan Kiyai Ma'riuf. Oleh karena itu menurutnya jangan dibilang penolakan.
"Bisa jadi memang mereka mau ada kegiatan. Kalau memang ada kegiatan bisa diatur ulang atau bisa dibicarakan kembali. Kan gitu. Tapi ya jangan dibilang penolakan," imbuhnya.
Karding menyebut hal itu hanya persoalan diksi 'penolakan'. Menurutnya ada banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf di ponpes itu.
"Nggak. Kita harus mikir, memang ada beberapa pihak yang pendukungnya Pak Prabowo. Tapi tidak semuanya. Lebih banyak yang mendukung Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf, jadi tidak akan ditolak. Ya sekali lagi itu hanya permainan di opini. Kecuali Kiyai Ma'ruf bilang 'saya mau ke sana', terus mereka 'nggak bisa kiai, kami mau ke 212'. Kan nggak," tutupnya.
Sementara itu, Jubir Timses Jokowi lainnya, Ace Hasan Syadzily mempertanyakan maksud penolakan itu. Dia ingin mencari kepastian apakah penolakan itu terhadap KH Ma'ruf Amin atau PCNU Garut.
"Saya kira, kalau kita lihat surat mereka (Ponpes Darussalam) itu kepada PCNU Garut. Saya tidak tahu apakah maksud penolakannnya kepada PCNU atau KH Ma'rufnya, itu dua hal yang berbeda," kata Ace kepada detikcom, Sabtu (1/12/2018).
Dia juga mengatakan, keinginan untuk datang ke ponpes tersebut bukanlah inisiatif dari Ma'ruf Amin. "Keinginan untuk kunjungan ke ponpes itu sebetulnya bukan atas inisiatif dari Pak Kiai Ma'ruf, tapi bisa jadi inisiatif PCNU sendiri, sehingga tidak bisa juga dimaknai penolakan kepada Pak Kiai Ma'ruf. Kalau merujuk suratnya itu kan kepada PCNU Garut," jelasnya. Suratnya
Sebelumnya, penolakan kedatangan Ma'ruf Amin kembali terjadi di Kabupaten Garut. Kali ini disuarakan Pondok Pesantren Darussalam Wanaraja. Alasan mereka tolak kehadiran Ma'ruf lantaran hendak mengikuti reuni 212 di Jakarta.
Hal tersebut dibenarkan Pimpinan Ponpes Darussalam KH Abdul Halim Musaddad yang mendelegasikan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Darussalam Cecep Solahudin sebagai juru bicara saat diwawancarai wartawan di kantornya, Jalan Raya Wanaraja, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (30/11/2018).
"Benar, kami menerima surat permohonan kedatangan KH Ma'ruf Amin sebagai mukhtasar PBNU. Hanya dengan sangat terpaksa sekali kami tidak bisa menerimanya," ujar Cecep.
Ma'ruf rencananya datang ke Garut pada Minggu (02/12/2018). Di Garut ia akan mengunjungi sejumlah ponpes, gelar istigasah dan berziarah ke makam sesepuh NU di Garut.
Sumber: Detik.com
Posting Komentar untuk "Bela Ma'ruf Amin Atas Penolakan Ponpes, Ini Kata Timses"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat