Nafaznews.com - Hamdani dan istrinya, Annisa, mengaku kaget saat tahu tidak bisa mengakses layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Annisa biasa mengantar Hamdani berobat rutin di Rumah Sakit (RS) Karya Medika 2, Tambun.
"Kaget banget karena nggak ada yang ngasih tahu. Tadi pas dateng langsung aja dibilang nggak bisa akses. Jadinya bayar sendiri, mahal banget," kata Annisa pada detikHealth, Sabtu (05/01/2019).
Hamdani, suami Annisa, kini berobat jalan akibat gangguan paru yang dialaminya. Hamdani setiap hari bekerja di pabrik garmen yang penuh debu dari tumpukan kain. Hamdani sendiri mengaku bukan seorang perokok.
Menurut pasangan ini, mereka biasa menghabiskan Rp 100 ribu saat kontrol ke dokter. Namun tanpa BPJS Kesehatan, pengeluaran melonjak hingga 3 kali lipat. Pasangan ini harus membayar sendiri biaya praktik dokter sebesar Rp 140 ribu, serta obat untuk 1 bulan dengan total Rp 188 ribu.
Karena keterbàtasan dana, Hamdani menebus separuh dari yang diresepkan dokter. Hasilnya, Hamdani hanya perlu membayar Rp 97 ribu. Menurut Hamdani, obat tersebut bisa memenuhi kebutuhannya selama 2 minggu.
Dalam kurun waktu 2 minggu, Hamdani dan Annisa juga akan mengurus peralihan rujukan. Pasangan tersebut ingin dialihkan ke RS Karya Medika 1 yang masih menerima rujukan BPJS Kesehatan.
Hamdani dan Annisa berharap, layanan BPJS Kesehatan bisa diakses kembali. Pasangan tersebut saat ini membayar sendiri premi kelas 3 layanan BPJS Kesehatan. Mereka merasa rugi jika harus membayar, tanpa bisa mengakses layanan BPJS Kesehatan.
"Kaget banget karena nggak ada yang ngasih tahu. Tadi pas dateng langsung aja dibilang nggak bisa akses. Jadinya bayar sendiri, mahal banget," kata Annisa pada detikHealth, Sabtu (05/01/2019).
Menurut pasangan ini, mereka biasa menghabiskan Rp 100 ribu saat kontrol ke dokter. Namun tanpa BPJS Kesehatan, pengeluaran melonjak hingga 3 kali lipat. Pasangan ini harus membayar sendiri biaya praktik dokter sebesar Rp 140 ribu, serta obat untuk 1 bulan dengan total Rp 188 ribu.
Karena keterbàtasan dana, Hamdani menebus separuh dari yang diresepkan dokter. Hasilnya, Hamdani hanya perlu membayar Rp 97 ribu. Menurut Hamdani, obat tersebut bisa memenuhi kebutuhannya selama 2 minggu.
Dalam kurun waktu 2 minggu, Hamdani dan Annisa juga akan mengurus peralihan rujukan. Pasangan tersebut ingin dialihkan ke RS Karya Medika 1 yang masih menerima rujukan BPJS Kesehatan.
Hamdani dan Annisa berharap, layanan BPJS Kesehatan bisa diakses kembali. Pasangan tersebut saat ini membayar sendiri premi kelas 3 layanan BPJS Kesehatan. Mereka merasa rugi jika harus membayar, tanpa bisa mengakses layanan BPJS Kesehatan.
Sumber: Detik.com
Posting Komentar untuk "Gara-Gara RS Tak Layani BPJS, Pasien Ini Bayar 3 Kali Lipat dari Biasanya"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat