Ia mengisahkan, pengalaman mengerikan yang terjadi pada 1998 itu membuatnya menyandang status disabilitas, dengan melakukan berbagai aktivitas hanya menggunakan kedua tangannya.
Pada malam itu, Indra yang bisa dibilang sebagai preman dan bekerja sebagai calo di terminal Garut, tengah ribut dengan enam orang musuhnya. Untuk menyelamatkan diri, Indra berlari dan harus berpikir cepat ke mana arah yang akan dituju.
Sialnya, Indra salah memilih jalan dan mengarah ke jalur rel kereta api. Padahal, pada saat itu ada kereta api tujuan Surabaya-Jakarta akan melintas. Indra yang kala itu sudah terlambat untuk pindah, akhirnya harus merasakan sakitnya ketika kedua kakinya terlindas kereta api.
"Saya banyak musuhlah dulu. Diadang sama musuh enam orang. Karena gak kuat keteter saya lari, salahnya saya ke rel kereta api. Coba saja ke atas (bukit), pasti selamat," beber Indra, seperti dilansir dari Detik.com, Minggu 13 Juni 2021.
Indra mengaku hidupnya hancur bernatakan. Pasalnya, di malam kejadian naas itu tidak ada warga yang melintas sampai akhirnya ditemukan tukang sate yang kebetulan melewati rel kereta api. Indra pun ditolong kepolisian dan warga untuk dibawa ke rumah sakit.
Sebelumnya, aku Indra, ia memang dikenal sebagai anak yang tidak mau ikut aturan orang tuanya. Ia juga sempat menggambar tato di tubuhnya dari kelas 5 SD. Kemudian, hal tersebut diketahui kedua orang tuanya, yang kebetulan sang ayah adalah seorang TNI. Hidup disiplin dengan didikan yang tegas, tentu sudah menjadi makanan Indra sehari-hari.
Kejadian yang menimpa Indra, akhirnya mempertemukan kembali dengan orang tuanya untuk pertama kalinya selama 14 tahun Indra pergi dari rumah. Dengan keadaan kedua kakinya yang sudah tidak ada, orang tuanya kaget kemudian tidak sadarkan diri.
Tentu dalam kurun waktu dua tahun itu, tidak sedikit yang mengejek Indra. Hal tersebut membuat Indra ingin mengakhiri hidupnya karena dinilai sudah tidak berguna. Dua tahun dilalui Indra untuk bisa bangkit kembali. Menerima kenyataan ia sudah kehilangan kedua kakinya lantaran perbuatannya sendiri.
"Ya dipikiran rasa utamanya minder, yang kedua punya pikiran sudah tidak berguna. Ketiganya sudah ngapain hidup, sudah cacat begini nggak bakalan bisa apa-apa. Kepikirannya gitu. Akhirnya kepikiran sudah saja mending mati gitu bunuh diri," beber Indra.
Percobaan bunuh diri pun dilakukan Indra dengan meminum obat nyamuk, tetapi masih selamat. Selanjutnya, kembali mencoba bunuh diri dengan meminum thinner cat. Tidak juga hidupnya berakhir, Indra loncat dari lantai dua.
Beruntung, Indra masih diberi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan keadaan tanpa dua kaki, Indra masih berusaha mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sampai akhirnya tercetuslah ide untuk membuat alat bantu (kaki palsu) untuk difabel yang membutuhkan.
"Dulu tahun 2011 lah ya terbentuk KKD (Kelompok Kreativitas Difabel). Cuma sekarang sudah diganti jadi YKDM (Yayasan Kreativitas Difabel Mandiri). Alhamdulillah, sudah setahun," papar Indra.
Indra yang sudah melewati banyak pelajaran hidup, meminta agar semua yang bernasib sama dengan dirinya agar selalu bisa menerima keadaan getir yang seperti ini.
"Kalau pesan mungkin ya yang pertama harus menerima kan ini musibah yang sudah digaris dari Allah, harus kita terima dan tetap harus percaya diri. Dan yang pertama tetap sering berdoa, istighfar yang paling utama itu. Karena istighfar itu kan bisa meluluhkan hati. Istighfar sama dzikir yang ngalamin nasib seperti Indralah gitu," imbau Indra.
Sumber terkini.id

Posting Komentar untuk "Preman Ini Tobat Setelah Kakinya Tergilas Kereta Api"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat