NAFAZNEWS.COM - Kasus penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Riau tahun ini tercatat turun dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana pada tahun 2019, total ada sebanyak 4.139 kasus DBD, pada tahun 2020 turun 2.948 kasus, sementara untuk tahun 2021bsejak Januari hingga Agustus, masyarakat yang terjangkit DBD di Riau sebanyak 472 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, meskipun kasus DBD turun, namun upaya pencegahan harus tetap dilakukan. Dimana umtuk mencegah penyebaran penyakit DBD, bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing.
"Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat penampungan air, air pembuangan kulkas, tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah," kata Mimi, Kamis (14/10/21).
Lebih lanjut dikatakannya, pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12 - 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.
"Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan," ujarnya.
Dijelaskan Mimi, bahwa jam kerja nyamuk Aedes Agypti pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB. Dan sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB.
"Untuk itu, kami mengimbau pakai selalu lotoin anti nyamuk terutama bagi anak-anak pada saat pagi atau sebelum berangkat sekolah dan sore saat bermain," katanya. (MCR)
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, meskipun kasus DBD turun, namun upaya pencegahan harus tetap dilakukan. Dimana umtuk mencegah penyebaran penyakit DBD, bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing.
"Kegiatan PSN harus difokuskan pada genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat penampungan air, air pembuangan kulkas, tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum (wadah limpahan airnya), atau barang bekas di sekitar rumah," kata Mimi, Kamis (14/10/21).
Lebih lanjut dikatakannya, pada tempat-tempat tersebut, hendaknya dapat dipastikan tidak terdapat jentik nyamuk. Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12 - 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur.
"Dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan," ujarnya.
Dijelaskan Mimi, bahwa jam kerja nyamuk Aedes Agypti pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB. Dan sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB.
"Untuk itu, kami mengimbau pakai selalu lotoin anti nyamuk terutama bagi anak-anak pada saat pagi atau sebelum berangkat sekolah dan sore saat bermain," katanya. (MCR)
Posting Komentar untuk "Kasus DBD Turun, PSN Harus Terus Dilakukan"
Berkomentarlah yang bijak dan bagikan jika bermanfaat