zmedia

Intelijen AS Sebut China Tawarkan Hadiah untuk Bunuh Tentara AS

 

Ilustrasi

Seorang pejabat senior pemerintahan Trump pada Kamis (31/12/2020) mengonfirmasi kepada VOA tentang informasi intelijen soal China tawarkan hadiah kepada aktor non negara untuh membunuh tentara AS di Afghanistan.


Data intelejen itu terbit di situs berita Axios sehari sebelumnya. Menurut laporan Axios, informasi intelijen itu masuk dalam pengarahan presiden pada 17 Desember 2020.


Saat itu Trump secara lisan diberi pengarahan tentang masalah tersebut oleh Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien.


Dilaporkan, pejabat-pejabat Amerika sedang menggali lebih jauh temuan intelijen itu. Jika terbukti benar, maka akan meningkatkan ketegangan antara Amerika dan China.


Merespon informasi intelejen itu, dalam konferensi pers rutin, Kamis (31/12/2020), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menegaskan, itu hanya berita bohong untuk mencemarkan nama baik China.


Ia menambahkan tuduhan itu untuk mencemari citra China dan merusak hubungan antara kedua negara.


"Kami tidak pernah memulai perang dengan pihak lain, apalagi membayar aktor non-negara untuk menyerang negara lain," tegas Wang.


Wenbin menyatakan bahwa China tidak terlibat konflik internal di Afghanistan dan menegaskan kembali dukungan China untuk proses perdamaian dan rekonsiliasi yang diprakarsai Amerika yang sedang berlangsung.


Proses itu adalah upaya mengakhiri perang 20 tahun Amerika di negara Asia Selatan itu.


Belum diketahui apakah presiden terpilih Joe Biden juga telah diberi pengarahan tentang informasi intelijen itu.






sumber: VOA Indonesia / www.antvklik.com

Posting Komentar untuk "Intelijen AS Sebut China Tawarkan Hadiah untuk Bunuh Tentara AS"